Makalah Globalisasi
BAB I
PENDAHULUAN
Mata Kuliah Civic Education mempunyai target pembelajaran berupa hal-hal yang menyangkut wacana peranan masyarakat, bangsa dan negara di dalam suatu negara Indonesia. Disini saya membahas wacana dampak globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Globalisasi sepertinya telah menjadi bab dari kehidupan kita. Kita tidak sanggup melepaskan diri dari globalisasi. Ibaratnya, siap atau tidak siap, kita mesti berhadapan dengan globalisasi. Namun demikian, arus globalisasi ternyata tidak selamanya berdampak positif. Ada pula dampak negatifnya. Oleh alasannya yaitu itu, kita harus mempunyai penyaring (filter) untuk menghadapinya semoga kita tidak terlindas oleh jaman. Justru sebaliknya, kita harus tetap menjadi insan yang berjiwa manusiawi. Untuk kesuksesan dan kesejahteraan umat insan di seluruh dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Proses Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
Sebelum kita mengkaji lebih jauh wacana globalisasi, seyogyanya kita harus memahami terlebih dahulu pengertian globalisasi. Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole earth. Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini sanggup berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat besar lengan berkuasa dalam kehidupan yang lebih luas.
Menurut John Huckle, globalisasi yaitu suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan aktivitas di salah satu bab dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa globalisasi yaitu keseluruhan proses di mana insan di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan.
Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global.
Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi intinya mengacu pada pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian bahwa suatu negara (state) tidak sanggup membendung “sesuatu” yang terjadi di negara lain. Pengertian “sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal menyerupai pola perilaku, tatanan kehidupan, dan sistem perdagangan.
Dari beberapa definisi tersebut sanggup dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan suatu proses pengintegrasian insan dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar.
2. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena gres alasannya yaitu proses globalisasi bersama-sama telah ada semenjak berabad-abad lamanya.
Di final masa ke-19 dan awal masa ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di banyak sekali negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan masa ke-20 yaitu internet dan kini ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali semenjak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga jago Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga jago (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bab dari jaringan kota dunia. Hal ini sanggup dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.
B. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Bangsa Indonesia merupakan bab dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, insan secara alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak sanggup saling terpisah melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan insan secara global telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena budaya.
Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak sanggup memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban yang karam di tengah-tengah arus globalisasi.
Dari sisi politik, gelombang globalisasi yang sangat kuat yakni gelombang demokratisasi. Sesudah perang hambar dan rontoknya komunisme, umat insan menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip demokrasi yang sanggup membawa insan kepada taraf kehidupan yang lebih baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara. Mereka melaksanakan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem pemerintahan diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak rakyat.
Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru. Di Indonesia semenjak bergulirnya reformasi, gelombang demokratisasi semakin marak dan tuntutan akan keterbukaan politik semakin terlihat.
Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang sangat dimungkinkan mensugesti pola pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat suatu negara. Oleh alasannya yaitu itu, kita seharusnya waspada dan pintar menyiasati dampak budaya silang sehingga bangsa kita sanggup mengambil nilai budaya yang positif yaitu mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa serta tidak terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus berguru melihat dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan yang ada.
C. Aspek-Aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi
Globalisasi dalam banyak sekali aspek kehidupan akan membuat setiap bangsa menjadi bab dari sistem nilai dunia.
Globalisasi ekonomi memungkinkan terjadinya sinergi positif antara beberapa kelompok ekonomi dalam negeri dengan kelompok ekonomi luar negeri. Sinergi ekonomi positif yang berciri multilateral ini perlu diarahkan untuk tidak mematikan kelompok-kelompok ekonomi yang sejenis di negara-negara yang beraliansi ekonomi secara multilateral tersebut.
Secara politis, era globalisasi sanggup menumbuhkan kesadaran berdemokrasi yaitu kesadaran hak dan kewajibannya serta kesadaran tanggung jawab dalam bernegara. Pada masa reformasi, demokrasi telah membawa perubahan-perubahan yang besar diantaranya pelaksanaan pemilihan umum legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung.
Aspek negatif globalisasi sanggup dicontohkan sebagai berikut : Berhadapan dengan kekuatan global negara-negara dunia ketiga akan sulit mempertahankan pola produksinya dan sulit meningkatkan taraf hidupnya. Pada umumnya negara-negara berkembang akan terperangkap dengan hutang-hutangnya yang semakin usang semakin menggelembung.
Dari sudut pandang politik, arus globalisasi telah mengembuskan demokratisasi di banyak negara. Apa yang terjadi di kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang sanggup memakan banyak korban di antara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk sehingga sanggup menjadikan disintegrasi bangsa. Terjadinya tanda-tanda disintegrasi ini alasannya yaitu penguasa atau elit politik dianggap sudah tidak lagi memperhatikan nasib dan kepentingan rakyat. Sebaliknya, penguasa hanya mementingkan kepentingan diri, keluarga, dan kelompoknya.
D. Menunjukkan Sikap Selektif Terhadap Globalisasi
1. Latar Belakang dan Pengertian
Proses globalisasi yang membawa dampak positif maupun dampak negatif telah menembus ke segala penjuru dunia tanpa mengenal batas manajemen negara. Oleh alasannya yaitu itu, tindakan preventif yang harus kita lakukan terhadap arus globalisasi yaitu bersikap waspada dan selektif terhadap segala macam arus globalisasi tersebut. Untuk itu kita harus mempunyai ketahanan nasional yang kuat.
Sikap selektif sanggup diartikan sebagai sikap untuk mempunyai dan memilih alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam dampak dari luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan sanggup diterima oleh semua pihak dengan penuh tanggung jawab.
2. Nilai Dasar Pancasila sebagai Filter Arus Global
Kita mempunyai nilai dasar yang sanggup membentengi dampak jelek jawaban arus globalisasi. Nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari budaya luhur bangsa.
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa menawarkan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menawarkan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap adil kepada sesama, menghormati harkat dan martabat manusia, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Nilai persatuan Indonesia menawarkan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk senantiasa menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan menawarkan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap demokratis yang dilandasi dengan tanggung jawab.
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menawarkan pemahaman dan penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak dan kewajibannya yang sama dalam membuat keadilan dan kemakmuran. Oleh alasannya yaitu itu, kita harus sanggup menyebarkan nilai dan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan masyarakat.
E. Menentukan Posisi Terhadap Implikasi Globalisasi
1. Hak Asasi Manusia
Hak asasi insan merupakan hak kodrat insan yang bersifat universal, baik sebagai individu, warga masyarakat, warga negara, maupun warga dunia. Skala pelanggaran hak asasi insan itu sanggup terjadi secara lokal di daerah tertentu, di negara tertentu, dan bahkan di dunia.
Terhadap isu-isu hak asasi manusia, posisi bangsa Indonesia, yakni berusaha mencegah munculnya pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia, antara lain dengan cara meningkatkan kesadaran warga negara untuk menghormati hak asasi manusia, mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, dan mematuhi aturan yang berlaku.
2. Migrasi
Selain hak asasi manusia, migrasi pun merupakan duduk masalah global. Apakah itu bentuknya emigrasi, imigrasi, atau pengungsian. Bagi negara yang didatangi tentu akan menjadikan duduk masalah yang bermacam-macam, menyerupai memikirkan duduk masalah keamanan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
3. Demokrasi
Demokrasi dalam arti luas mencakup demokrasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Demokrasi menjadi informasi global alasannya yaitu nilai-nilai demokrasi yang semestinya menghormati hak-hak rakyat dalam mengambil keputusan untuk kepentingannya sendiri telah dirampas oleh penguasa.
Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai demokrasi yang berasaskan Pancasila, menyerupai menawarkan kebebasan beropini sesuai dengan aturan, menawarkan akidah kepada rakyat untuk memakai hak-hak politiknya. Bangsa Indonesia senantiasa waspada terhadap sistem demokrasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta kepribadian bangsa.
4. Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
Lingkungan hidup dan sumber daya alam yang tidak terjaga sanggup menjadikan duduk masalah global. Lingkungan hidup yang penuh polusi akan menjadikan dampak pada menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
5. Perdamaian dan Keamanan
Perdamaian dan keamanan menjadi dambaan setiap umat manusia. Namun demikian, kenyataannya hingga ketika ini perdamaian dan keamanan masih sangat mencekam.
Masalah perdamaian dan keamanan telah menjadi duduk masalah global yang mustahil diselesaikan oleh satu negara saja walaupun negara itu merupakan negara besar. Salah satu cara yang sanggup dilakukan ialah membangun kerja sama, baik secara bilateral maupun secara multilateral.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi merupakan suatu tanda-tanda masuk akal yang niscaya akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.
Dalam era global, suatu masyarakat/negara mustahil sanggup mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka sanggup dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan.
Dampak positif dan negatif pada dampak globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara pun ada. Salah satunya era globalisasi pada sistem politik. Bangsa Indonesia telah menerapkan kehidupan berdemokrasi yang telah membawa perubahan-perubahan yang besar, diantaranya pelaksanaan pemilu legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Itu dampak positifnya.
Sedang dampak negatifnya ialah pada kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang sanggup memakan banyak korban diantara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk sehingga sanggup menjadikan disintegrasi bangsa. Seperti munculnya Gerakan Papua Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka.
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press.
Muhlisin dan Sujiyanto. 2005. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta : Ganeca Exact.
Sumber http://ekookdamezs.blogspot.com/2011/05/makalah-penyakit-jantung.html
No comments:
Post a Comment