Makalah Tragedi Alam - PENGALAMAN | EXPERIENCES

Latest

Tuesday, April 10, 2012

Makalah Tragedi Alam

Makalah Bencana Alam                                                                            

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya insiden pun terus saja ada. Berbagai perjuangan tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak dilema yang berkaitan dengan peristiwa alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya peristiwa itu. Harta benda dan insan terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan dilema yang mudah. Dalam arti gampang difahami dan gampang diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.

1.2  Rumusan Masalah
Masalah – dilema dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apa devinis petaka itu ?
2.      Apa saja pembagian terstruktur mengenai petaka itu ?
3.      Apa saja macam – macam petaka di sekitar kita kita dan cara mengatasinya ?
4.      Apa saja dampak yang terjadi tanggapan petaka itu ?

1.3  Tujuan
1.      Menjelaskan devinisi peristiwa alam.
2.      Menjelaskan pembagian terstruktur mengenai benacana alama.
3.      Menjelaskan macam – macam petaka di sekitar kita kita dan cara mengatasinya.
4.      Menjelaskan dampak yang terjadi tanggapan peristiwa alam.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Devinisi Bencana Alam
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi kegiatan alami (suatu insiden fisik, menyerupai letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, tanggapan kurang baiknya administrasi keadaan darurat, sehingga mengakibatkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan hingga kematian.
Bencana alam juga sanggup diartikan sebagai peristiwa yang diakibatkan oleh tanda-tanda alam. Sebenarnya tanda-tanda alam merupakan tanda-tanda yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika tanda-tanda alam tersebut melanda insan (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita gres sanggup menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari peristiwa dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berafiliasi dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman ancaman bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, kegiatan alam yang berbahaya tidak akan menjadi petaka di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, contohnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang lantaran insiden tersebut bukan hanya ancaman atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, hingga insiden tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang mempunyai tingkat ancaman tinggi (hazard) serta mempunyai kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jikalau insan yang berada disana mempunyai ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan peristiwa merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan peristiwa dengan jumlah penduduk yang besar jikalau diimbangi dengan ketetahanan terhadap peristiwa yang cukup.

2.2    Klasifikasi Bencana alam
Klasifikasi petaka menurut penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.      Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam petaka geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2.      Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan petaka yang disebabkan oleh faktor angin dan hujan. Contoh petaka klimatologis yaitu banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga peristiwa alam, walaupun pemicu utamanya yaitu faktor klimatologis (hujan), tetapi tanda-tanda awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
  1. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial yaitu petaka yang terjadi di luar angkasa, contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan petaka yang dahsyat bagi penduduk bumi.

2.3    Macam-Macam Bencana Alam Di Sekitar Kita
1.      Banjir
Banjir yaitu peristiwa tanggapan curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi lantaran jebolnya sistem fatwa air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungaibanjir danau, dan banjir bahari pasang.
a.       Banjir Sungai
Terjadi lantaran air sungai meluap.
b.      Banjir Danau
Terjadi lantaran air danau meluap atau bendungannya jebol.
c.       Banjir Laut pasang
Terjadi antara lain tanggapan adanya badai dan gempa bumi.
Penyebab Terjadinya Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya banjir yaitu sebagai berikut :  
a)      Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
b)      Pendangkalan sungai,
c)      Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
d)     Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
e)      Pembuatan tanggul yang kurang baik,
f)       Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
Dampak Dari Banjir
Banjir sanggup menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
a)      Rusaknya areal pemukiman penduduk,
b)      Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
c)      Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
d)     Rusaknya areal pertanian
e)      Timbulnya penyakit-penyakit
f)       Menghambat transportasi darat
Cara Mengantisipasi Banjir
Untuk mengantisipasi peristiwa banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya yaitu :
a)      membersihkan saluran air dari sampah yang sanggup menyumbat fatwa air sehingga mengakibatkan terjadinya banjir.
b)      mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c)      membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga sanggup mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d)     tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi absorpsi air.
e)      tidak menebangi pohon-pohon di hutan, lantaran hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jikalau terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak sanggup diserap secara pribadi oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula sanggup mengakibatkan tanah longsor.
f)       membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok bahari di sepanjang pantai-pantai sanggup menjaga tingkat ketinggian air biar tidak masuk ke dalam daratan.

2.      Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan yaitu kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam menyerupai tanggapan sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan mengakibatkan dampak yang luas tanggapan asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa hingga ke pemukiman warga sehingga bisa memperabukan habis bangunan-bangunan yang ada.
Penyebab Kebakaran liar, antara lain:
a)      Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
b)      Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
c)      Aktivitas vulkanis menyerupai terkena fatwa lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
d)     Tindakan yang disengaja menyerupai untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian gres dan tindakan vandalisme.
e)      Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang sanggup menyulut kebakaran di atas tanah pada ketika animo kemarau.
Cara Mengantisipasi Kebakaran Hutan :
Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan konservasi, kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung mencakup kegiatan: 
a)      Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan; 
b)      Inventarisasi faktor penyebab kebakaran; 
c)      Penyiapan regu pemadam kebakaran; 
d)     Pembuatan mekanisme tetap; 
e)      Pengadaan sarana dan prasarana; dan 
f)       Pembuatan sekat bakar.

3.      Gempa Bumi
Gempa bumi yaitu goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah hingga tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi sanggup membuat luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jikalau terkena gempa bumi yang besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin usang tekanan itu kian membesar dan kesannya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak sanggup ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada ketika itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi lantaran materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga sanggup terjadi lantaran pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi menyerupai itu sanggup menjadi tanda-tanda akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi lantaran menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di ZambiaAfrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga sanggup terjadi lantaran injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga geothermal dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga sanggup terjadi dari peledakan materi peledak. Hal ini sanggup membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh insan menyerupai ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
Mengantisipasi Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas yaitu apa dan bagaimana cara menghadapi insiden gempa, pada ketika dan sehabis gempa terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi insiden gempa yaitu sebagai berikut:
Sebelum terjadi gempa
a)      Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa sanggup terjadi sewaktu-waktu.
b)      Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
c)      Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik biar terhindar dari ancaman kebakaran.
Saat terjadi gempa
Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari sumbangan di bawah meja atau di bersahabat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin menimbulkan luka menyerupai kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin akan jatuh menimpa.
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti lantaran tidak tidak mungkin runtuhan bangunan masih sanggup terjadi.
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai impian yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan runtuhan.
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari sumbangan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kau berada ketika gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kau dan tetaplah berada di dalam kendaraan beroda empat dan pinggirkanlah kendaraan beroda empat kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah berhenti, janganlah pribadi melintasi jalan layang atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa
a)      Tetap memakai ganjal kaki untuk menghindari pecahan-pecahan beling atau bahan-bahan yang merusak kaki.
b)      Periksalah apakah kau menerima luka yang memerlukan perawatan segera.
c)      Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium amis gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
d)     Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
e)      Dengarkan isu melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa biar terhindar dari peristiwa yang lebih parah.

4.      Tsunami
Tsunami yaitu ombak yang sangat besar yang menyapu daratan tanggapan adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya lantaran bisa menyapu higienis pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke bahari lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak insan dan makhluk hidup yang terkena dampak tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami sanggup terjadi jikalau terjadi gangguan yang mengakibatkan perpindahan sejumlah besar air, menyerupai letusan gunung apigempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami yaitu tanggapan gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, contohnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, sanggup menimbulkan dasar bahari naik atau turun secara tiba-tiba, yang menimbulkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini menimbulkan terjadinya fatwa energi air laut, yang ketika hingga di pantai menjadi gelombang besar yang menimbulkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman bahari di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah bahari tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun ketika mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter lantaran terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini sanggup terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar bahari serta runtuhan gunung api juga sanggup menimbulkan gangguan air bahari yang sanggup menghasilkan tsunami. Gempa yang mengakibatkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar bahari naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air bahari yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, sanggup terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang mengakibatkan tsunami :
a)      Gempa bumi yang berpusat di tengah bahari dan dangkal (0 - 30 km)
b)      Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c)      Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Cara Mengantisipasi Tsunami :
Beberapa langkah dalam antisipasi dari peristiwa tsunami:
a)      Jika kau sedang berada di pinggir bahari atau bersahabat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b)      Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat penyelamatan yang sudah ditentukan.
c)      Jika situasi tidak memungkinkan untuk melaksanakan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk hingga ke lantai yang paling atas (sedikitnya hingga ke lantai 3).
d)     Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kau bebas dan tidak membawa apa-apa.

5.      Gunung Meletus
Gunung meletus yaitu gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi menyerupai debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.
Magma yaitu cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa kerikil dan bubuk sanggup menyembur hingga sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri hingga sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
a)      Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
b)      Gunung berapi perisai (shield volcano)
c)      Gunung berapi maar
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus sanggup diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
a)      Suhu di sekitar gunung naik.
b)      Mata air menjadi kering
c)      Sering mengeluarkan bunyi gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d)     Tumbuhan di sekitar gunung layu
e)      Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Mengantisipasi Tsunami
Beberapa langkah dalam antisipasi dari peristiwa tsunami:
a)      Jika kau sedang berada di pinggir bahari atau bersahabat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b)      Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat penyelamatan yang sudah ditentukan.
c)      Jika situasi tidak memungkinkan untuk melaksanakan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk hingga ke lantai yang paling atas (sedikitnya hingga ke lantai 3).
d)     Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kau bebas dan tidak membawa apa-apa.

6.      Angin Puting Beliung / Angin Ribut
Angin puting beliung yaitu angin dengan kecepatan tinggi yang berhembus di suatu daerah yang sanggup merusak banyak sekali benda yang ada di permukaan tanah. Angin yang sangat besar menyerupai badai, tornado, dan lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya bagi manusia.
Puting Beliung secara resmi digambarkan secara singkat olehNational Weather Service Amerika Serikat menyerupai tornado yang melintasi perairan. Namun, para peneliti umumnya mencirikan puting beliung "cuaca sedang" berasal dari puting beliung tornado.
Puting beliung cuaca sedang sedikit perusak namun sangat jauh dari umumnya dan mempunyai dinamik yang sama dengansetan debu dan landspout. Mereka terbentuk ketika barisan awan cumulus congestus menjulang di perairan tropis dan semitropis. Angin ini mempunyai angin yang secara relatif lemah, dinding berlapis lancar, dan umumnya melaju sangat pelan. Angin ini sangat sering terjadi di Florida Keys.
 Puting Beliung Tornado merupakan secara harafiah sebutan untuk "tornado yang melintasi perairan". Angin ini sanggup terbentuk melintasi perairan menyerupai tornado mesosiklon, atau menjadi tornado darat yang melintas keluar perairan. Sejak angin ini terbentuk dari badai petir perusak dan sanggup menjadi jauh lebih dahsyat, kencang, dan bertahan lebih usang daripada puting beliung cuaca sedang, angin ini dianggap jauh lebih membahayakan.
7.      Tanah Longsor
Tanah longsor yaitu tanah yang turun atau jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jikalau ada orang atau pemukiman di atas tanah yang longsor atau di bawah tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang longsor lantaran batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah yaitu suatu peristiwa geologi yang terjadi lantaran pergerakan asa batuan atau tanah dengan banyak sekali tipe dan jenis menyerupai jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum insiden longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu yaitu faktor yang mengakibatkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama insiden ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut kuat :
Erosi  yang disebabkan sungai - sungai atau  gelombang laut yang membuat lereng-lereng yang terlalu curam lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat gempa bumi menyebabkan tekanan yang menimbulkan longsornya lereng-lereng yang lemah gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan fatwa debu-debu getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir berat yang terlalu berlebihan, contohnya dari berkumpulnya hujan atau salju;



8.      Pemanasan global atau Global Warming 
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosferlaut, dan daratanBumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global semenjak pertengahan masa ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kacaakibat kegiatan manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 tubuh ilmiah dan akademik, termasuk semua perguruan tinggi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak oke dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan teladan oleh projek IPCC mengatakan suhu permukaan global akan meningkat1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka asumsi itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah beling di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah beling telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang lain menyerupai naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan polapresipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain yaitu terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya banyak sekali jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan yaitu mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga ketika ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jikalau ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk menyesuaikan diri terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

9.      Kekeringan
Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity). Kekeringanadalah kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan (kemarau) sanggup timbul lantaran tanda-tanda alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan terjadi lantaran adanya pergantian musim. Pergantian animo merupakan dampak dari iklim. Pergantian animo dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan perihal animo bermanfaat bagi para petani untuk memilih waktu tanam dan panen dari hasil pertanian.
Pada animo kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada ketika kekeringan,sungai dan waduk tidak sanggup berfungsi dengan baik. Akibatnya sawah-sawah yang memakai sistem pengairan dari air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak sanggup menghasilkan panen. Selain itu, pasokan air higienis juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka keberadaannya.Kekeringan pada suatu daerah merupakan suatu kondisi yang umumnya mengganggu keseimbangan makhluk hidup.
Kondisi kekeringan sanggup ditinjau dari banyak sekali segi, diantaranya:
a.       Kekeringan meteorologis (meteorological drought)
b.      Kekeringan pertanian (agricultural drought)
c.       Kekeringan hidrologis (hydrological drought)
d.      Kekeringan sosial – ekonomi (socio – economic drought)
Beberapa cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:
a)      membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di animo kemarau. Selain itu waduk sanggup mencegah terjadinya banjir pada animo hujan,
b)      membuat hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,
c)      reboisasi atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul biar tanah lebih gampang menyerap air pada animo penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada animo kemarau,

2.4    Dampak Bencana Alam
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari peristiwa dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berafiliasi dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman ancaman bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, kegiatan alam yang berbahaya tidak akan menjadi petaka di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, contohnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang lantaran insiden tersebut bukan hanya ancaman atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, hingga insiden tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang mempunyai tingkat ancaman tinggi (hazard) serta mempunyai kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jikalau insan yang berada disana mempunyai ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan peristiwa merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan peristiwa dengan jumlah penduduk yang besar jikalau diimbangi dengan ketetahanan terhadap peristiwa yang cukup.
Bencana berarti juga terhambatnya laju pembangunan. Berbagai hasil pembangunan ikut menjadi korban sehingga perlu adanya proses membangun ulang. Kehidupan sehari-hari juga menjadi tersendat-sendat. Siswa yang hampir menempuh ujian terpaksa berhenti bersekolah. Kenyataan menyerupai ini berarti pula muncul kemungkinan kegagalan di masa mendatang. Pemenuhan kebutuhan seharihari juga menjadi sulit padahal penggantinya juga tidak bisa diharapkan segera ada.


BAB III
PENUTUP

            Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi kegiatan alami (suatu insiden fisik, menyerupai letusan gununggempa bumitanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, tanggapan kurang baiknya administrasi keadaan darurat, sehingga mengakibatkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan hingga kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari peristiwa dan daya tahan mereka.
Klasifikasi petaka menurut penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Bencana alam geologis 2. Bencana alam klimatologis 3. Bencana alam ekstra-terestrial
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, hingga insiden tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Banyak dilema yang berkaitan dengan peristiwa alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya peristiwa itu. Harta benda dan insan terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan dilema yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah tersebut.


DAFTAR RUJUKAN


Sumber http://ekookdamezs.blogspot.com/2011/05/makalah-penyakit-jantung.html

No comments:

Post a Comment