BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu perencanaan wilayah dan kota merupakan ilmu yang mempelajari wacana cara merencana suatu wilayah dan kota. Dalam merencanakan suatu kota banyak sekali banyak sekali aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang perencana antara lain kondisi perekonomian, sosial serta kependudukan dari suatu wilayah sehingga didalam berguru wacana ilmu perencanaan wilayah dan kota, banyak sekali ditemukan banyak sekali konsep ilmu yang tidak hanya mengulas wacana proses perencanaan saja, melainkan konsep ilmu yang lain seperti: ilmu ekonomi, ilmu komunikasi, dan salah satu yang paling penting ialah geologi lingkungan. Dengan adanya banyak sekali konsep ilmu-ilmu tersebut maka diharapkan sanggup memaksimalkan ilmu perencanaan sesuai dengan tujuan, sasaran dan sanggup memdatangkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat pada umumnya.
Geologi lingkungan merupakan pengetahuan alam yang mempelajari bumi mencakup serpihan komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Pemahaman mengenai geologi lingkungan sebagai salah satu aspek perencanaan mempunyai peranaan yang penting dalam kegiatan perencanaan wilayah dan kota. Hal ini disebabkan lantaran adanya keterkaitannya dengan geologi lingkungan. Cabang ilmu alam dan geologi lingkungan itu sanggup dikategorikan lagi ke dalam 3 kategori, yaitu: Fisika yaitu geografi fisik, proses hidrologi, tipe batuan dan tanah, klimatologi, Biologi mencakup acara binatang dan tanaman, perubahan dalam proses dan kondisi biologi, gosip biologi wacana analisis ruang, serta sumber daya insan menyerupai penggunaan tanah, ekonomi, estetika, interaksi antara acara dan bidang fisika biologi. Ada interaksi atau kekerabatan di antara ketiga cabang ilmu alam tersebut pada pembangunan suatu infrastruktur. Pada pembangunan jalan layang, transportasi umum, perencanaan tataguna lahan mungkin membutuhkan ketiga kategori tersebut. Misalnya, dari perencanaan, pembangunan dan pengoperasian sanitasi di suatu wilayah akan bekerjasama dengan faktor–faktor fisik, menyerupai faktor lokasi, topografi, tipe tanah, kondisi hidrologi, dan lain sebagainya. Geologi lingkungan juga sanggup dijadikan aliran dalam memperlihatkan gosip geologi untuk menuntaskan konflik, serta memperkecil kemungkinan degradasi lingkungan, dan memaksimalkan kemungkinan kondisi yang menguntungkan sebagai akhir dari pengunaan alam dan perubahan lingkungan.
Ada tujuh konsep yang menjadi dasar ilmu geologi lingkungan, yaitu:
- Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
- Bumi yaitu satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
- Proses-proses alam yang terjadi kini mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
- Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
- Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan evaluasi estetika.
- Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh lantaran itu kita mempunyai kewajiban untuk mendapatkan dan menanggungnya.
- Komponen dasar dari setiap lingkungan insan yaitu faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan mengenai ketujuh konsep-konsep dasar gelogi lingkungan ada beberapa konsep yang sanggup diterapkan di wilayah Indonesia dan adapula ketidakcocokan konsep dengan kondisi yang ada di Indonesia sehingga tidak sanggup diterapkan. Makalah ini mencoba membahas konsep yang sanggup di terapkan di wilayah Indonesia.
C. Maksud dan Tujuan
Makalah Tujuh Konsep Dasar Geologi Lingkungan ini dibentuk dengan tujuan untuk menjelaskan kekerabatan antara konsep yang telah ada dengan kondisi atau keadaan geologis di Indonesia. Sehingga sanggup menjadi contoh bagi para perencana dalam merencanakan suatu daerah semoga kondusif dan tidak membahayakan penduduk.
BAB II
KAJIAN TEORI
Tujuh konsep dasar terhadap pemahaman dan studi geologi lingkungan yakni :
1) Konsep Pertama
“The earth is essentially a closed system”
Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
Suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa serpihan atau komponen sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Contohnya yaitu sistem yang mencakup planet, vulkanik atau daur air.
Sebagian besar sistem saling bekerjasama dan saling menghipnotis satu sama lain. Contohnya yaitu bumi, bumi merupakan sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen-komponen tersebut saling kuat dan membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu serpihan akan berimbas pula pada serpihan yang lain. Kecenderungan tersebut merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan.
Contohnya, apabila terjadi letusan gunung berapi, maka juga sanggup menghipnotis atmosfer, yaitu lantaran keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan kuat pada komponen hidrosfer lantaran akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada komponen biosfer sanggup merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi yang curam di daerah lereng sanggup menimbulkan pengikisan atau tanah longsor. Hubungan-hubungan antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun sanggup dipelajari dengan mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah komponen tersebut sanggup menghipnotis komponen yang lain serta pengaruhnya terhadap daerah sekitar. Contohnya yaitu hidrosfer, daur atau siklus air bahari yang merupakan efek dari cahaya matahari sehingga terjadi evaporasi. Hal tersebut sanggup menghipnotis kadar air atau kelembaban atmosfer.
Kita sama-sama mengetahui bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya sistem yang menciptakan perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi dari matahari ke bumi yang menghipnotis proses-proses dalam kehidupan di bumi, selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini memperlihatkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka lantaran mendapatkan energi dari luar bumi itu sendiri.
Namun, jikalau melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, contohnya daur air dan batuan maka kita sanggup berpikir bahwa bumi yaitu suatu sistem tertutup lantaran adanya daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air bahari akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air bahari tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi sebagai hujan dan pada karenanya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan dimana batuan / sedimen pada karenanya juga akan menjadi padat.
Oleh lantaran itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya bumi yaitu suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami.
Semakin banyaknya kebutuhan, menimbulkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan terus menerus bertambah lantaran adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau daur alami. Misalnya, jikalau kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah, kita harus mengetahui proses alami yang mengalirkan air bawah tanah dan juga air permukaan. Atau jikalau kita ingin berkonsentrasi pada ancaman dari pembuangan limbah kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana kekerabatan antara mekanisme pembuangan limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada kontaminasi sehingga menjadi materi kimia yang berbahaya. Oleh lantaran itu, sangatlah penting untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap serpihan dari siklus tersebut.
2) Konsep Kedua
“The earth is the only suitable habitat we have and it resources are limited”
Bumi yaitu satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.
Bumi yang kita tempati ini merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan insan dan makhluk hidup lainnya lantaran bumi didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal ini yaitu oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan, adanya lapisan atmosfer yang komposisinya sanggup mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
Namun sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak sanggup diperbarui jumlahnya terbatas jikalau dibandingkan dengan jumlah kebutuhan insan yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini, semakin banyak saja pihak-pihak yang melaksanakan pengekspolitasian sumber daya alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini yaitu suatu hal yang sangat berbahaya lantaran sanggup menjadi bumerang bagi insan dan kehidupannya. Oleh lantaran itu, insan sebagai makhluk yang dikaruniai logika harus sanggup menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan kelangsungan bumi di masa mendatang.
3) Konsep Ketiga
“Todays physical processes are modifying our landscape and have operated troughtout much of geologi time. However the magnitudeand frequency of these processes are subject to natural and artificially induved change”
Proses-proses alam yang terjadi kini mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
Proses-proses alam pada ketika ini sanggup dijadikan contoh atau referensi untuk mengetahui proses alam yang telah terjadi pada masa lampau, dan sanggup dijadikan prediksi untuk proses alam yang akan terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut yaitu konsep dasar dari ‘Teori Keseragaman’ yang pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan kembali oleh Charles Lyell pada awal kurun ke-19 yang secara sederhana sanggup dinyatakan sebagai ‘The present is the key to past’.
Proses-proses perubahan yang sanggup mengubah bentang alam ini sanggup terjadi secara alamiah ataupun lantaran perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara alamiah ini contohnya suatu lembah sungai lantaran terkena pengikisan secara terus-menerus dan berkesinambungan sanggup berubah atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan. Atau suatu contoh konkret yaitu insiden terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi pada ketika ini, serta adanya fakta bahwa masing-masing lempeng tersebut mengalami pergerakan secara perlahan-lahan. Fenomena menyerupai ini sanggup menjadi sukar dipastikan dengan teliti bila hal itu bukan prinsip kesergaman.
Selain dari proses alamiah, proses perubahan tersebut juga sanggup berasal dari faktor acara manusia. Namun, besarnya dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada acara itu sendiri. Pada dasarnya, efek dari acara yang dilakukan oleh insan itu sanggup dikatakan kecil dalam skala global, tetapi dalam skala lokal efek tersebut akan sangat terasa.
4) Konsep Keempat
“There have always been earth processes that are hazardous to people. These natural hazards must be recognized and avoided where possible and their theart to human life and property must be minimized”
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Di bumi ini terkadang terjadi proses yang sanggup membahayakan kehidupan manusia. Proses tersebut terjadi lantaran acara alamiah bumi itu sendiri. Proses tersebut ada 2 macam, yaitu :
- Proses eksogen : jikalau proses itu terjadi di permukaan bumi. Contohnya : erosi, banjir, cuaca, krisis air, dll.
- Proses endogen : jikalau proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya : acara gunung berapi, gempa bumi, pergeseran lempeng, dll.
Proses-proses tersebut pada umumnya merugikan bagi kehidupan manusia. Oleh lantaran itu, kita harus sanggup memprediksi untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan dari proses alam tersebut.
5) Konsep Kelima
“Land and water use planning must strive to obtain in balance between economic considerations and the less tangible variable such as aesthetics”
Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan semoga mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan evaluasi estetika.
Saat ini, pemandangan alam sanggup dianggap sebagai sumber daya alam lantaran ketika ini keindahan mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan insan disamping nilai-nilai vital lainnya. Pertimbangan faktor abnormal menyerupai estetika cukup umur ini menjadi lazim, menyerupai halnya untung rugi. Namun, masih banyak proyek-proyek yang hanya didasarkan pada pertimbangan keuntungan, tanpa memperhatikan aspek lingkungan. Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan evaluasi estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan evaluasi estetika yaitu dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :
- Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
- Mengembangkan metode kuantitatif, wacana analisis data yang diperoleh
- Mengembangkan teknik pemetaan dan menyebarkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.
6) Konsep Keenam
“The effects of land use tend to be cumulative, and therefore we have an obligation to those who follow”
Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh lantaran itu kita mempunyai kewajiban untuk mendapatkan dan menanggungnya
Pada zaman dahulu, insan hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan mengumpulkan materi kuliner dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal, mereka mulai membuka daerah gres dan pada karenanya mereka menyebarkan pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat tinggal secara menetap/ permanan. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah penggunaan lahan buatan yang bisa memodifikasi lingkungan alami.
Ini merupakan awal dari timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, pengikisan lantaran pembukaan lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan umat insan yaitu peningkatan usul pengolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi kumulatif seiring dengan waktu.
7) Konsep Ketujuh
“The mendasar component of every persons environment is the geologic factor, and understanding of this environment requires aboard based comprehension and appreciation of the earth siences and other related disciplines”
Komponen dasar dari setiap lingkungan insan yaitu faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
Lingkungan yang kita tempati ini berkaitan dekat dengan ilmu geologi. Secara pribadi ataupun tidak langsung, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh proses-proses geologi. Untuk memahami wacana lingkungan kita yang kompleks ini diharapkan sumbangan dari disiplin ilmu yang lain, menyerupai :
- Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari wacana bentang alam dan proses pembentukan permukaan bumi.
- Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari wacana batuan dan mineral.
- Sedimentologi, yaitu ilmu yang mempelajari wacana lingkungan sedimen.
- Tektonik, yaitu studi yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut, gunung dan kenampakan struktur alam lainya.
- Hidrologi, yaitu studi yang mempelajari wacana permukaan dan subpermukaan air.
- Pedologi, yaitu studi yang mempelajari wacana tanah.
- Geologi ekonomi, yaitu aplikasi wacana penempatan dan pegujian wacana materi mineral.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan konsep-konsep dasar geologi lingkungan yang telah dijelaskan di atas, Jika dilihat dari kondisi wilayah di Indonesia, sanggup kita ketahui bahwa ada konsep yang sesuai dengan kondisi atau situasi geologi di Indonesia ketika ini. Pada makalah ini penulis ingin sedikit menjelaskan wacana konsep keempat.
KONSEP KEEMPAT
“There have always been earth processes that are hazardous to people. These natural hazards must be recognized and avoided where possible and their theart to human life and property must be minimized”
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Indonesia merupakan negara yang paling rawan petaka di dunia demikian berdasarkan United Nations International Stategy for Disaster Reduction (UNISDR; Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana). Berbagai petaka mulai gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan rawan terjadi di Indonesia. Bahkan untuk beberapa jenis tragedi alam, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam paparan terhadap penduduk atau jumlah insan yang menjadi korban meninggal akhir tragedi alam. Inilah yang menasbihkan Indonesia sebagai negara dengan resiko dan dampak petaka tertinggi di dunia. Dari banyak sekali jenis tragedi alam, United Nations International Stategy for Disaster Reduction (UNISDR) merangking jumlah korban pada 6 jenis petaka yang mencakup tsunami, tanah longsor, banjir, gempa bumi, angin topan, dan kekeringan.
Menurut UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan tragedi sebagai “peristiwa atau rangkaian insiden yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusiasehingga menjadikan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”. Sementara Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) mendefinisikan tragedi dalam formulasi “The serious disruption of the functioning of society, causing widespread human, material or environmental losses, which exceed the ability of the affected communities to cope using their own resources” (Abarquez & Murshed, 2004).
- Bencana di Indonesia
Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2007, tercatat telah terjadi 647 insiden tragedi di Indonesia, di mana 85% dari tragedi tersebut merupakan tragedi banjir dan longsor.
Prosentase tersebut berarti bahwa tragedi terbesar yang terjadi justru tragedi yang bisa diatasi, diantisipasi insiden dan resikonya. Bencana banjir dan tanah longsor yaitu tragedi yang terjadi bukan hanya lantaran faktor alamiah alam, namun lebih banyak lantaran campur tangan manusia. Bencana banjir dan tanah longsor merupakan tragedi yang “bisa direncanakan”.
Dalam kurun waktu 2007, terhitung bulan Januari 2007 hingga dengan November 2007, tragedi kembali terjadi dengan intensitas yang sangat tinggi. Bencana-bencana besar, menyerupai banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan kekeringan lebih banyak disebabkan oleh salah kelola lingkungan hidup.
- Jenis-jenis Bencana di Indonesia
- Banjir dan Tanah Longsor
Bencana di Bukit Lawang, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Bencana lingkungan besar kembali melanda daerah Bahorok-Langkat, Sumatera Utara. Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin, 3 November 2003. Air bah yang datangnya dari hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) Bahorok telah memakan korban jiwa. Teridentifikasi korban yang meninggal 92 orang tewas dan 154 orang hilang.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Kesimpulan yang sanggup diambil berdasarkan pembahasan di atas yaitu :
1. Ada tujuh konsep dasar geologi lingkungan, yaitu
- Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
- Bumi yaitu satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
- Proses-proses alam yang terjadi kini mengubah bentang alam yang telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
- Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
- Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan evaluasi estetika.
- Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh lantaran itu kita mempunyai kewajiban untuk mendapatkan dan menanggungnya.
Dalam pembahasan sebelumnya sanggup ditarik kesimpulan bahwa konsep keempat ada keterkaitannya dengan kondisi wilayah di Indonesia yakni Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia, salah satu contohnya yaitu tragedi alam.
SARAN
perlu adanya kesadaran dalam menjaga pelestarian lingkungan hidup tidak hanya pada pemerintah, namun kepada individu masing-masing.
Sumber http://ekookdamezs.blogspot.com/2011/05/makalah-penyakit-jantung.html
No comments:
Post a Comment