Pengalaman, Sebab-Sebab Belum Selesainya Skripsi - PENGALAMAN | EXPERIENCES

Latest

Friday, December 23, 2016

Pengalaman, Sebab-Sebab Belum Selesainya Skripsi


Skripsi merupakan jenis karya ilmiah yang harus dikerjakan oleh mahasiswa semester akhir dan lama pengerjaanya bisa mencapai 5 bulan atau lebih tergantung facktor X yaitu dosen pembimbing, lantas apa hubungannya antara pengerjaan skripsi dengan mahasiswa nangis-nangis karena skripsinya belum selesai?, yah itu adalah faktor X. Sebelum seorang mahasiswa mendapatkan pembimbing, tentu harus mencari judul terlebih dahulu. Sedangkan sumber judul berasal dari:
  • Hasil penemuan sendiri,
  • Jurnal skripsi
  • Jurnal internasional
  • Mencari di perpustakaan
  • Pinjam dengan almamater
Dan ketika akan sudah mendapatkan judul-judul skripsi, kemudian diajukan. Dan sistem pengajuanyapun berbeda-beda ada yang mengajukan judul skripsi berdasarkan dari jurnal-jurnal, atau mencari judul skripsi dengan cara copypaste, kemudian setelah terkumpul 3 atau 4 judul barulah diajukan. Ada yang langsung dipilih dosen atau ada yang ditolak semuanya. Apabila judul skripsi diacc, kemudian dilanjutkan untuk dijadikan proposal skripsi, kemudian barulah proses pembimbingan. Yang sebelumnya memilih terlebih dahulu pembimbing atau ditunjuk oleh dosen yang nantinya akan menjadi pembimbing. Setelah lengkap, masing-masing mahasiswa mendapatkan pembimbing yang diinginkan karena mudah, atau pembimbing yang killer (kata sebagian orang), Proses pembimbingan memakan waktu yang lama. 

Pembimbing disini dibagi menjadi 2 yaitu Pembimbing 1 dan Pembimbing 2.  Biasanya urut-urutanya ke pembimbing 2, biasannya sampa 4 atau 6 kali pembimbingan, apabila benar-benar fix barulah ke pembimbing 1, akan tetapi banyak sekali ada perubahan di Pembimbing 1, karena pembimbing 1 dianggap sebagai orang yang berpengaruh di lingkungan fakultas. Sebab bisa jadi begini, apabila pembimbing 2 sudah fix tentang isi proposal/skripsi tetapi akan lain kalau sudah diserahkan kepada pembimbing 1. 

Sehingga terkadang, apabila mahasiswa tidak siap, akan mengalami proses lamanya pembimbingan sampai jenuh. Paling menyenengkan apabila mendapatkan pembimbing yang balance, artinya pembimbing 1 dan 2, tidak egois atau kedua pembimbing tersebut tidak akur, maka yang menjadi nasib sial adalah mahasiswanya. Bila hal ini terjadi maka mahasiwa nangis-nangis karena skripsinya belum selesai, ditinjau dari interaksi pembimbingan yang tidak seimbang, lagipula ada semacam perbedaan yang mencolok, karena apabila pembimbingnya sejenis maka akan timbul persoalan yang menarik. contohnya, apabila pembimbingnya adalah seorang dosen pria dan yang dibimbing adalah mahasiswi maka menjadi lain kecuali bagi mereka yang tidak rasis. Ada keuntungan tersendiri apabila mahasiswa mempunyai dosen pembimbingnya adalah seorang ibu dosen, karena lebih dimudahkan dalam rangka mengACCkan skripsi atau proposal. Tetapi lain halnya apabila seorang mahasiswi mendapat pembimbing skripsi adalah ibu dosen, tentu akan menjadi perseteruan yang cukup tajam karena sejenis kelaminya. Dan yang menjadi mahasiswinya harus sabar, walaupun nantinya lolos selalu. Caranya adalah menurut saja dengan ibu dosen pembimbing tersebut.


No comments:

Post a Comment