TRI MURNI WIDYANINGSIH gimana kabarnya kenapa tidak dilanjutin ? - PENGALAMAN | EXPERIENCES

Latest

Thursday, October 20, 2016

TRI MURNI WIDYANINGSIH gimana kabarnya kenapa tidak dilanjutin ?

Segala sesuatu yang bertempat dinamakan Jirim (benda)


The next experience was the experience when the author helps make the thesis that has reached 123 and thesis chapters are intended to Tri Murni Widyaningsih a study program student who happened to attend the University of Pancasakti Tegal concentration in marketing management. Since the beginning of the agreed price of 2 million and be repaid several times that coincided with me as the author of the thesis fulfill authorship, run smoothly, revise repeatedly saw his mentor as a discipline problem  thesis plus alumni of UPS as well.

Dari hari-hari ketika prosesing pengetikan-demi pengetikan, revisi demi revisi penulis lakukan dengan baik dan sesuai dengan revisi dari dosen disiplin tersebut. Awalnya penulis tidak menaruh kecurigaan terhadap Tri Murni Widyaningsih yang imut yang mempunyai bibir seperti lemper (heheheheh). Seperti biasa dia minta cepat-cepat untuk segera diselesaikan skripsi (bab 123) tersebut. Semua orang yang meminta jasa pengetikan/penyusunan skripsi ini tidak mengetahui bahwa penulis si penyusun biasa siang malam melakukan hal itu semua sebagai tanggungjawabnya, tetapi kebanyakan dari mereka tidak bisa melihat seperti itu. Mereka ingin cepat dan cepat, mereka tidak merasakan bagaimana seorang penulis menghabiskan masa-masa, malam tidak tidur dimana orang-orang sedang tidur, terforsir pemikiran dimana mereka tidak mikir. 

Nah suatu ketika si wiwit meminta copianya, biasanya orang atau mahasiswa meminta copian dari penyusun akan melakukan tindakan yang mengecewakan yaitu akan dikerjakan sendiri pindah ke rental dan saya yakin si wiwit direntalkan karena untuk mengetik 10 jaripun tidak mampu, mampunya mengetik dikeypad untuk facebookan. Melihat gelagat tersebut yang sudah diendus bahwa wiwit tidak lagi setia kepada si penyusun skripsi, terbukti sudah. Hal ini menurut penulis adalah tindakan yang teramat bodoh dan mengecewakan dan bikin sakit hati orang lain. Tetapi bagi penulis kejadian ini terkadang dilakukan oleh orang lain juga, pertanyaannya adalah kenapa harus melakukan ini (apakah tidak dosa), ini menjadi pikiran si penulis, penulis tidak ingin seperti ini, tidak ingin penulis membuat dosa orang lain. 

Di tahun sebelum-sebelumnya juga pernah mengalami seperti ini: misalnya dari mahasiswa/i Bimbingan Konseling yang bernama Enda, Hendrik serta Nurul tidak memenuhi kekurangan sebesar Rp.200.000,-. Kekurangan-kekurangan ini adalah hutang yang harus dilunasi. Saya tidak bisa wadul atau mengeluh kepad siapapun, tetapi wadulnya atau mengeluhnya kepada Wajibul Wujud, karena beliau mengetahui semuanya sebelum alam diwujudkan sudah ada ketentuan seperti ini. Dengan peristiwa tersebut akan menjadi pengalaman yang berharga dan bisa dijadikan bahan koreksi dari yang penulis alami, dan lebih hati-hati lagi. 

Harapan dari penulis adalah bagi mereka-mereka yang merasa kurang atau belum bisa memenuhi hutangnya segera sadar dikembalikan atau diberikan kepada penulis dengan suka cita, sebab kalau tidak maka urusanya bukan saja didunia tetapi di akherat. Ada sampai sekarang dan penulis masih ingat adalah dengan Erwin yang pada waktu itu Rp.600.000 belum pernah ada keterangan sama sekali. juga Tri Murni Widyaningsih yang dengan sendirinya pindah tanpa pamit (dikerjakan orang lain) nominalnya Rp.1.000.000,-

TRI MURNI WIDYANINGSIH gimana kabarnya kenapa tidak dilanjutin ?

No comments:

Post a Comment